Estimasi waktu baca: 2 menit
Titik impas atau break even point (BEP) adalah kondisi di mana pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sama dengan total biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha. Dalam kondisi ini, bisnis belum untung, tapi juga belum rugi. Ibaratnya, menentukan waktu balik modal.
Memahami cara hitung BEP penting bagi pelaku usaha kecil agar bisa menentukan target penjualan dan merencanakan strategi bisnis yang lebih matang.
Apa Itu BEP dan Kenapa Penting?
BEP membantu pemilik usaha mengetahui seberapa banyak produk atau jasa yang harus dijual untuk menutup semua biaya operasional. Dengan menghitung BEP, pelaku usaha bisa:
- Menentukan harga jual produk dengan lebih bijak
- Menganalisis kelayakan usaha
- Mengontrol pengeluaran dan merencanakan anggaran
- Membuat keputusan investasi atau ekspansi usaha
Analisis BEP juga sangat relevan untuk usaha mikro dan kecil yang sering beroperasi dengan margin keuntungan yang terbatas.
Komponen dalam Perhitungan BEP
Sebelum masuk ke rumus, pahami dulu tiga komponen utama yang dibutuhkan dalam cara hitung BEP:
- Biaya Tetap (Fixed Cost): Biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi berubah, seperti sewa tempat, gaji karyawan tetap, atau listrik bulanan.
- Biaya Variabel (Variable Cost): Biaya yang berubah tergantung jumlah produksi, seperti bahan baku, ongkos produksi, dan biaya pengemasan.
- Harga Jual per Unit: Harga produk atau jasa yang dijual ke konsumen.

Rumus BEP
Secara umum, rumus titik impas dalam unit adalah:
BEP (unit) = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Selisih antara harga jual dan biaya variabel disebut sebagai margin kontribusi per unit. Ini adalah sisa uang dari tiap penjualan yang digunakan untuk menutup biaya tetap.
Contoh Perhitungan BEP untuk Usaha Kecil
Bayangkan ada seorang pelaku usaha kuliner yang menjual nasi kotak. Berikut ini data yang dimiliki:
- Biaya Tetap per bulan: Rp2.000.000 (sewa dapur, gaji karyawan tetap)
- Harga Jual per nasi kotak: Rp25.000
- Biaya Variabel per kotak: Rp15.000 (bahan baku, kemasan)
Maka:
BEP = 2.000.000 / (25.000 – 15.000)
BEP = 2.000.000 / 10.000 = 200 kotak
Artinya, dalam sebulan, usaha tersebut harus menjual minimal 200 nasi kotak agar tidak merugi.
Kapan Harus Menghitung BEP?
Perhitungan BEP sebaiknya dilakukan di beberapa situasi berikut:
- Sebelum memulai usaha baru
- Saat ingin menambah jenis produk
- Ketika biaya bahan baku naik
- Saat mempertimbangkan promosi diskon besar-besaran
Melakukan analisis BEP secara berkala membantu pemilik usaha mengelola risiko dan mempersiapkan strategi yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan keuntungan.
Kesimpulan
Menguasai cara hitung BEP adalah langkah awal dalam memahami kondisi keuangan bisnis. Perhitungan ini membantu pelaku usaha kecil mengetahui titik aman dalam menjalankan usaha, serta menjadi dasar untuk mengambil keputusan penting. Dengan memahami titik impas, usaha kecil bisa lebih siap menghadapi persaingan dan perubahan pasar.
Leave a Reply